Thursday, May 31, 2007

Formula sederhana pada bisnis, pencarian pekerjaan dan cinta?


Buatlah daftar "topik = sesuatu yang kurang"
Berikut akan diperkenalkan "formula hidup" yang bisa diterapkan pada bisnis, pencarian pekerjaan dan lain lain.
Formula "ideal - realitas = topik" adalah formula perealisasian pemikiran ideal anda.

Kalau kita berkeinginan merealisasikan cita-cita (ideal) pada pekerjaan, maka perlu mengukur apa yang bisa kita perbuat (kenyataan), dan mengenal (mengetahui) apa yang kurang (topik) adalah merupakan titik awal. Kalau cita-cita terlalu tinggi, maka hanya akan menambah jumlah tumpukan "stress" karena sulit menemukan cara mencapainya. Sebaliknya, kalau cita-cita terlalu kecil, maka mungkin akan menjadi tidak menarik karena topik persoalannya bisa diselesaikan dengan mudah, tanpa ada tantangan.
Cita-cita (ideal) bukanlah impian, karena cita-cita adalah bukanlah selalu merupakan sesuatu yang mustahil untuk dicapai. Cara atau jalan untuk mencapainya mungkin masih tersembunyi di sesuatu tempat, yang akan muncul sendiri kalau kita mencarinya. Matsushita Konosuke (pendiri perusahaan Matsushita) menyebutnya dengan ungkapan sederhana, "Orang yang tidak sungguh-sungguh berkeinginan naik ke tempat yang lebih tinggi, tidak akan menemukan anak tangga".
Mencermati ideal dan kenyataan akan memunculkan "apa yang kurang = permasalahan". Di sini topik permasalahan bisa diterjemahkan sebagai awal dari pencarian cara penanggulangan. Yaitu, apa yang sebaiknya dilakukan agar bisa mencapai tujuan ideal.
Dengan menyelesaikan satu per satu persoalan yang sudah kita list-up maka akhirnya tujuan ideal akan menjadi kenyataan. Seiring dengan tahapan penyelesaian permasalahan, mungkin akan ada juga perubahan tentang bayangan ideal yang kita pikirkan pada awalnya. Perubahan itu adalah, dari yang tidak bisa menjadi bisa, dan juga akan terjadi perubahan cara pandang kita karena kita sudah bisa melihat dari tempat yang sedikit lebih tinggi. Ideal transfigures.

Sebaliknya, orang yang tidak dapat me-list-up permasalahan adalah orang yang tidak mengenal persis dirinya sendiri. Dia tidak tahu apa kemampuannya dan tidak tahu bagian kekurangannya. Sehingga disarankan untuk mengamati diri sendiri secara nyata terlebih dahulu.
Permasalahan berawal dari mimpi (cita-cita), sehingga perlu merubahnya ke dalam sebuah perencanaan. Untuk itu ada 2 faktor penting berikut. Pertama, tentukan deadline-nya. Kedua, menyusun metodologinya. Tentukan secara tegas dan lugas, sampai kapan metoda itu dipakai pada penyelesaian permasalahan, kemudian majulah selangkah demi selangkah.

Pentingnya sebuah strategi pada penanggulangan permasalahan
Cara seperti ini berlaku juga pada pencarian pekerjaan. Misalnya, berkeinginan menjadi diplomat, kalau realitasnya merasa tidak yakin memiliki kemampuan bahasa asing yang baik, maka bisa membuat strategi kongkrit dengan mengikuti kursus bahasa asing. Atau misalnya mau jadi petugas keamanan atau preman, dari pada kemampuan berbahasa tentu kekuatan jiwa dan fisik lebih penting, maka belajarlah ilmu beladiri. Ini adalah sebuah metodologi. Yang berarti sikap berstrategi pada penanggulangan permasalahan adalah penting.
Ada seorang wartawan muda yang banyak mengumpulkan cerita pengalaman para pimpinan perusahaan. Dia menemukan bahwa ada banyak kemubajiran karena konten itu tidak dimanfaatkan. Naluri bisnisnya menggerakkannya untuk membisniskan informasi yang diperolehnya itu dengan cara menyediakan jasa penyewaan konten informasi pengalaman para pimpinan perusahaan itu. Kemudian mengusulkannya pada atasannya langsung, tapi kurang mendapatkan tanggapan yang positip. Tanpa berputus asa dia melakukan perbaikan proporsal, dan mengajukannya lagi. Juga mengajukannya pada pimpinan yang lain sampai para pemimpin itu merasa tertarik dan dijadikanlah menjadi sebuah proyek bisnis yang menguntungkan. Dalam kasus ini, realitas adalah membuat pimpinan berubah jadi tertarik, dan topik permasalahan adalah bagaimana teknik menyampaikan sebuah gagasan pada atasan.

Ada hal yang perlu diperhatikan pada formula ini. Jangan mencampur adukkan antara ideal, realitas dan topik permasalahan. Kita ambil contoh yang mudah dicerna, misalnya "perut lapar", ideal = perut kenyang, realitas = perut kosong. Pada kasus ini, karena ada perbedaan antara "bagaimana seharusnya" dengan kenyataan "realitas", maka akan muncul topik permasalahan. Akan tetapi "realitas perut lapar" berbeda dengan "persoalan memakan sesuatu". Kalau kita mengamati lebih dalam tentang pertanyaan mengapa perut lapar, maka akan muncul persoalan lain seperti sibuk (tidak sempat makan) atau tak ada uang atau tak ada warung. Topik permasalahannya adalah bagaimana melahirkan sebuah aksi berupa mengatur waktu, menyediakan uang, atau mencari warung. Dengan kata lain, topik = penyelesaian harus diikuti oleh sebuah aksi. Maka kalau sudah menemukan jalan keluar maka lakukanlah segera.
Formula ini dapat diterapkan pada berbagai aspek yang luas seperti dunia usaha, pencarian pekerjaan. Pada romantika percintaan, …ada faktor hati wanita. Untuk variabel yang tidak ada pada formula ini seperti faktor getaran hati pun, kalau dihadapi dengan kesungguhan, mungkin mimpi ideal itu akan datang menghampiri.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home