Sunday, November 12, 2006

Pengambilan Keputusan pada SCM(Sebuah Paradok)



Pengambilan Keputusan pada SCM(Sebuah Paradok)
Sering kali terjadi kebingungan untuk menentukan pilihan ketika menghadapi persoalan perencanaan dan penjadwalan produksi pada SCM (Supply Chain Management). Itu karena pada perencanaan kita berhadapan dengan ketidak pastian tentang hal yang terjadi di masa yang akan datang. Tidak adanya metoda peramalan yang ampuh, mengakibatkan esensi penjadwalan produksi memiliki tujuan-jamak (multi objective).
Misalnya,

  • sebisanya seluruh order produksi terpenuhi,
  • sengurangi stok barang,
  • meningkatkan produktifitas pabrik.,
  • membuat ukuran lot sekecil mungkin, memperkecil lead-time,
  • mengurangi frekwensi setup, meningkatkan kwalitas.

Tidak ada penyelesaian (solusi) yang bisa memenuhi keseluruhan tujuan itu secara sekali gus. Ada hubungan trade-off antara tingkat ketepatan janji, volume stok, tingkat utiliti facilitas, lead-time dll. Pekerja yang berhubungan dengan penjadwalan produksi mengetahui hal ini dari pengalamannya. Sehingga, pada software APS (Advance Planning & Scheduling) dibutuhkan fungsi yang memungkinkan mengevaluasi pembandingan dari beberapa jadwal yang dihasilkan. Akan tetapi, bagaimana bentuk konkrit dari evaluasi pembandingan ini?
Persoalan yang sama juga terjadi pada bidang pensuplaian. Ketika melakukan pilihan suplier material, tentu saja perlu melakukan evaluasi perbandingan dari beberapa calon. Kebanyakan tenaga IT akan melakukan price-auction dengan memilih yang yang paring murah. Dalam dunia pembelian, harga bukanlah satu-satunya penentu evaluasi. Harga memang merupakan faktor yang cukup menentukan, tapi ada ungkapan yang bilang "membeli murah dapat yang buruk".
Sebagai contoh, misalkan kita bermaksud membeli mobil baru. Membandingkan Benz dengan Bemo. Mungkin hampir tidak ada orang yang memilih untuk membeli Bemo karena harganya murah. Performa dan kegunaannya sangat jauh berbeda. Contoh itu mungkin terlalu ekstrim. Kita ambil contoh mobil yang memiliki kelas yang sama, tentu saja bukan hanya harga saja yang menjadi faktor penentu bukan?

  • Tipe---------- X Y Z
  • Disain-------- B C A
  • Harga-------- 6 7 9
  • Mesin-------- B A C
  • Performa---- C B A
  • Kestabilan--- B C A
  • Bahan-Bakar B B C
  • Service------- B C C

Apakah ada cara sistematis yang bisa menentukan sehingga semua orang bisa setuju dengan hasilnya? Kalau ada, cara seperti apa gerangan.
Misalkan anda sangat menyukai mobil tipe Z, tentu saja diperlukan alasan logis untuk bisa disetujui bendahara. Untuk lebih singkatnya, daftar harga tersebut di atas dipenuhi oleh berbagai kondisi sehubungan dengan pembayaran. Daftar tersebut merupakan konfersi nilai peroleh saat ini. Mungkin anda mememiliki faktor penentu selain harga mobil, misalnya tingkat kegunaan. Bisa saja anda merasa bahwa perbedaan harga yang ada merupakan hal yang tidak terlalu penting jika dibandingkan dengan manfaat yang anda dapatkan.
Hal yang langsung terpikirkan adalah, menjumlahkan "nilai" yang telah kita buat terhadap masing faktor pertimbangan, dan melakukan pilihan dari total nilainya. Ini adalah sistim voting. Faktor penentu pilihan adalah desain, performa mesin, dan kestabilan. Calonnya adalah X, Y, Z. Ini sama dengan Kontes Kecantikan, Ujian Penerimaan Pegawai, Pemilu dsb.
Misalkan kita coba untuk memberikan nilai satu untuk untuk item yang kita anggap memuaskan (A). Dari total nilai yang ada maka Z (dengan total nilai 3) adalah yang terpilih.Akan tetapi, mari kita coba juga dengan memberikan nilai untuk item yang buruk (C). Maka kita akan mendapatkan total nilai yang sama pada Z dan Y. Hasilnya Z termasuk juga yang memiliki total nilai 3 yang tinggi.
Ketika kita menentukan standar evaluasi yang yang berlawanan, tapi hasil pilihannya adalah sama, maka cara pilihan tersebut adalah tidak rasional. Para peneliti teori pembuatan keputusan menghindari cara ini karena nyata-nyata tidak rasional. Penelitian untuk hal ini telah dilakukan pada abad ke 18 di Prancis (ketika secara sosial politik telah mencapai titik jenuh yang melahirkan Revolusi Prancis).
Maka diusulkanlah metoda yang memberikan nilai sesuai dengan tingkat prioritas (misalnya, 3, 2, 1) dari item evaluasi. Cara yang saat ini sering dipakai ini disebut formula Borda (Jean-Charles de Borda). Dengan metoda ini, kalau dilakukan perhitungan secara sistematik maka akan didapatkan masing-masing total nilai sebagai berikut, 11 untuk X, 10 untuk Y dan 12 untuk Z. Kali ini hasilnya terlihat seperti yang anda inginkan.
Akan tetapi, pada formula Borda ini ada ruang yang memungkinkan terjadinya kesengajaan untuk mengarahkan hasil pilihan. Pada abad ke 20, ada penemuan yang luar biasa pada dunia penelitian matematika ekonomi tentang proses penentuan kebijasanaan. Metoda penentuan kebijaksanaan yang rational dan sistematik ini mengatakan bahwa segala sesuatu pasti akan mengalami sesuatu paradok. Teori Godel (Kurt Godel) ini membuktikan "teori ke-tak lengkap-an" (incompleteness theorems). Teori ini menunjukkan "ke-tak-lengkapan" yang ada pada proses pengambilan keputusan yang bertujuan-banyak (multipurpose).

0 Comments:

Post a Comment

<< Home