Monday, November 13, 2006

Perubahan Menuju pada Kemitraan


Perubahan Menuju pada Kemitraan
Di Silicon Valley perkembangan bisnis berjalan dengan sangat cepat. Hampir setiap hari akan muncul kisah sukses baru.
Kesempatan terbuka tidak hanya bagi orang yang telah terjun ke masyarakat, pada mahasiswa pun memiliki kesempatan untuk langsung berbicara dengan CEO, dan melahirkan bisnis yang baru.
Demikian juga halnya dengan tempat, tidak terbatas hanya di kantor saja. Di bar, sebuah pembicaraan bisa saja berlanjut ke dalam pembicaraan bisnis. Usia dan ras juga tidak menjadi hambatan. Ini adalah hasil dari niat-an yang ditanamkan para pionir.
Ini adalah sebuah dunia nyata di mana masuknya beragai ide, man-power, uang dari berbagai belahan dunia yang kemudian berkembang menjadi bisnis dengan cepat.
Struktur network, tidak berbentuk vertikal seperti jaman dulu, tapi berbentuk horizontal. Dan juga, yang penting bukan hubungan antara perusahaan, tapi hubungan orang per orang secara pribadi dalam sebuah komunitas network. Yang sangat berperan dalam memperluas human network ini adalah keberadaan NGO yang bernama Smart-Valley. Kebanyakan perusahaan tidak mengerjakan pekerjaannya secara intern, tapi menyerahkannya pada pihak lain. Pada 1990-an outsourcing merupakan sebuah kata penting di dunia, tapi di khususnya di Silicon Valley, ada banyak perusahaan yang telah meng-outsourcing-kan pekerjaan bahkan sampai pada strategi perusahaan ke pihak lain.

Tingkat kesuksesan venture capital 30%
Venture capital tidak hanya terbatas sebagai investor, tapi di Silicon Valley, venture capital memberikan investasi juga pada teknologi. Dengan kata lain, memberikan pengetahuan manajemen pada teknisi dan kalau tidak punya pengalaman tentang keuangan maka diberikan juga service tenaga yang mengurusi masalah keuangan. Bahkan juga ada kemampuan untuk menyediakan tenaga bisnis (pemasaran) profesional. Sehingga, dengan modal satu keahlian saja, bisa mendirikan sebuah usaha venture.
Dalam kondisi seperti ini, sebagian besar perusahaan venture yang muncul memasukkan stok option pada pegawai. Venture capital menyediakan kesempatan bagi perusahaan venture, dan kemudian perusahaan venture menyediakan intensive sesuai dengan kwalitas hasil kerja pegawai.

Sasaran dari Smart-Valley adalah Perbaikan Kwalitas Hidup
Pada sekitar 1992, Silicon Valley mengalami depresi yang dalam. Smart-Valley yang merupakan gabungan penguasaha-pemerintah-perorangan lahir pada tahun ini. Dengan renacana 5 tahunan, komunitas itu memasuki reformasi niat bekerja-sama. Tujuannya adalah "mengaktifkan ekonomi regional" dan "meningkatkan kwalitas hidup". Para pemimpin melakukan penyederhanaan prosedur dan membuat standard yang jelas, serta memecahkan tembok pemisah antara bagian.
Di negara kita juga ada istilah kerjama pemerintah dengan dunia usaha. Tapi di Silicon Valley, orang-orang yang memikirkan diri sendiri tersingkirkan. Yang tersisa adalah sebuah komunitas network perorangan.
Jadi perubahan Silicon Valley bukanlah berubah secara ekonomi, tapi terdapat hasil yang besar bagi orang-orang yang berpartisipasi pada "information sharing" atau "perluasan koneksi". Terdapat perubahaan dari "persaingan" ke "kerjasana komunitas".

Sunday, November 12, 2006




Pengambilan Keputusan pada SCM (2)

(Sebuah Paradok)

Pada penentuan penyuplai bahan baku, harga adalah faktor penting, tapi bukan satu-satunya faktor penentu. Di bagian sebelumnya telah disebutkan bahwa, selain harga ada faktor manfaat (fungsi) atau kwalitas yang merupakan faktor penentu yang perlu diperhitungkan. Dari sisi penjual, selain faktor harga, biasanya disebut "non-price competitiveness". Sebaliknya, dari sisi pembeli, faktor ini merupakan faktor penentu nilai pakai. Kemudian, dari keseimbangan nilai pakai dan harga perolehan inilah dipilih penyuplai.
Pihak pembeli biasanya membuat semacam tabel pembanding dengan menggabungkan faktor harga dan faktor lainnya (non-price). Pada pengaturan suplai di manajemen proyek, pekerjaan ini disebut "Bid Tab". Biasanya manejer proyek berkewajiban mengatur supaya petugas untuk melaksanakan pemilihan yang tepat logis melalui pembuatan tabel ini. Pada contoh pembelian mobil yang disebutkan di depan, tabel yang dipakai merupakan contoh bid tabulasi ini.
Pada contoh itu, telah dipakai formula Borda untuk menentukan pilihan.
Akan tetapi, bendahara anda mengamati Bid-Tab anda dan mengajukan usulan diluar dugaan anda. Pertama-tama, kurangi pilihan terburuk (mobil Y) dari daftar, kemudian lakukan sistem voting untuk memilih dari sisanya. Maka Bid-Tabnya akan menjadi seperti berikut.

Tipe----------- X Z
Harga--------- 16 19
Disain--------- B A
Performa----- B C
Kestabilan---- C A
Bahan Bakar- B A
Service------- B C
Onderdil----- B C

Sekarang, X dan Z memiliki total point yang sama yaitu 9. Karena itu, berdasarkan harga maka dipilihlah Y, lanjut sang bendahara. Hasilnya, adalah ketidak logisan.
Pada contoh ini, dengan formula Borda, proses penentuan kebijaksanaan telah menghilangkan "kebebasan dari objek yang tak berhubungan".
Kalau dilihat dari sudut pandang rasional, sepertinya sistim voting sederhana maupun formula Borda mengandung persoalan. Jadi, apakah ada cara yang lebih baik untuk metoda penentuan kebijaksanaan?
Mari kita defenisikan sedikit lebih jelas defenisi "rasionalitas". Untuk membuat penentuan kebijaksanaan yang rasional, maka paling tidak kondisi berikut ini perlu dipenuhi.

  1. Unrestricted Domain: terdapat kebebasan untuk menentukan pengurutan objek (item) yang menjadi faktor evaluasi
  2. Transitive Property: pengurutan dapat dilakukan dengan kwantitas. Dan tidak terjadi siklus pengurutan. Dengan kata lain, kalau X > Y dan Y > Z maka X > Z
  3. Independence of Irrelevant: pengurutan dalam evaluasi pembandingan harus bebas dari objek yang tidak berhubungan
  4. Weak Pareto Principle: kalau pada evaluasi perbandingan item X > Y, maka hasil dari penentuan kebijaksanaan juga X > Y
  5. Non-Dictatorship: tidak terdapat kekuatan diktator yang menentukan hasil pengurutan pada evaluasi

Yang manapun kelihatannya adalah kondisi (syarat) yang sangat wajar. Akan tetapi, ahli ekonomi Kenneth Arrow membuktikan secara matematika bahwa tidak ada formula yang bisa memenuhi semua persyaratan tersebut. Menurut dia, kalau persyaratan (1) - (4) terpenuhi maka persyaratan (5) tidak bisa dipenuhi. Akibatnya hanya beberapa standar yang mempengaruhi hasil. Arrow menyebutnya "General Possibility Theorem". Dengan kata lain, pada pengambilan keputusan secara sosial, sepintas akan terlihat logis, akan tetapi akan selalu ada muncul diktator (pemaksaan) di dalamnya. Dengan penemuan ini dia dianugerahi Nobel untuk economics science pada 1972.
Apa arti dari teori Arrow ini? Apakah ini berarti bahwa pada masyarakat demokrasi yang rasional, pasti dibutuhkan munculnya diktator? Bukan. Bukan begitu, tentunya. Dia hanya menunjukkan bahwa meskipun pada pengambilan keputusan terlihat rational, tapi selalu terdapat keterbatasan kelogisan.
Pada semua sistem voting secara demokrasi (termasuk formula Borda), akan selalu terdapat kemungkinan manipulasi secara terstrategi. Hal ini dijelaskan secara matematika pada Gibbard-Satterthwaite theorem. Sebagai tambahan, dalam kondisi ada 2 calon yang yang bebas dan setiap pemilih memiliki hak yang sama, dibuktikan juga bahwa dengan sistem voting yang bagaimanapun ada bahaya munculnya lingkaran setan, dimana tidak bisa ditentukan pemenangnya.
Teori Arrow sebenarnya adalah teori yang berhubungan dengan teori pengambilan keputusan sosial-ekonomi. Akan tetapi bisa diterapkan pada proses pengambilan keputusan pada SCM. Bahwa pada pengambilan keputusan dengan tujuan jamak di mana tidak bisa ditentukan dengan uang saja, maka tidak mungkin direalisasikan secara rasional dan sistematis. Pada pengambilan keputusan akan selalu muncul ketidak-logisan dan ketidak-pastian. Kalau pada Bid-Tab, kalau faktor non-price dipertimbangkan, maka evaluasi nilai tidak akan pernah bisa ditentukan secara sistematis. Sehingga sebagai jalan keluarnya, keputusan subjektif manusia akan selalu tetap dibutuhkan.

Pengambilan Keputusan pada SCM(Sebuah Paradok)



Pengambilan Keputusan pada SCM(Sebuah Paradok)
Sering kali terjadi kebingungan untuk menentukan pilihan ketika menghadapi persoalan perencanaan dan penjadwalan produksi pada SCM (Supply Chain Management). Itu karena pada perencanaan kita berhadapan dengan ketidak pastian tentang hal yang terjadi di masa yang akan datang. Tidak adanya metoda peramalan yang ampuh, mengakibatkan esensi penjadwalan produksi memiliki tujuan-jamak (multi objective).
Misalnya,

  • sebisanya seluruh order produksi terpenuhi,
  • sengurangi stok barang,
  • meningkatkan produktifitas pabrik.,
  • membuat ukuran lot sekecil mungkin, memperkecil lead-time,
  • mengurangi frekwensi setup, meningkatkan kwalitas.

Tidak ada penyelesaian (solusi) yang bisa memenuhi keseluruhan tujuan itu secara sekali gus. Ada hubungan trade-off antara tingkat ketepatan janji, volume stok, tingkat utiliti facilitas, lead-time dll. Pekerja yang berhubungan dengan penjadwalan produksi mengetahui hal ini dari pengalamannya. Sehingga, pada software APS (Advance Planning & Scheduling) dibutuhkan fungsi yang memungkinkan mengevaluasi pembandingan dari beberapa jadwal yang dihasilkan. Akan tetapi, bagaimana bentuk konkrit dari evaluasi pembandingan ini?
Persoalan yang sama juga terjadi pada bidang pensuplaian. Ketika melakukan pilihan suplier material, tentu saja perlu melakukan evaluasi perbandingan dari beberapa calon. Kebanyakan tenaga IT akan melakukan price-auction dengan memilih yang yang paring murah. Dalam dunia pembelian, harga bukanlah satu-satunya penentu evaluasi. Harga memang merupakan faktor yang cukup menentukan, tapi ada ungkapan yang bilang "membeli murah dapat yang buruk".
Sebagai contoh, misalkan kita bermaksud membeli mobil baru. Membandingkan Benz dengan Bemo. Mungkin hampir tidak ada orang yang memilih untuk membeli Bemo karena harganya murah. Performa dan kegunaannya sangat jauh berbeda. Contoh itu mungkin terlalu ekstrim. Kita ambil contoh mobil yang memiliki kelas yang sama, tentu saja bukan hanya harga saja yang menjadi faktor penentu bukan?

  • Tipe---------- X Y Z
  • Disain-------- B C A
  • Harga-------- 6 7 9
  • Mesin-------- B A C
  • Performa---- C B A
  • Kestabilan--- B C A
  • Bahan-Bakar B B C
  • Service------- B C C

Apakah ada cara sistematis yang bisa menentukan sehingga semua orang bisa setuju dengan hasilnya? Kalau ada, cara seperti apa gerangan.
Misalkan anda sangat menyukai mobil tipe Z, tentu saja diperlukan alasan logis untuk bisa disetujui bendahara. Untuk lebih singkatnya, daftar harga tersebut di atas dipenuhi oleh berbagai kondisi sehubungan dengan pembayaran. Daftar tersebut merupakan konfersi nilai peroleh saat ini. Mungkin anda mememiliki faktor penentu selain harga mobil, misalnya tingkat kegunaan. Bisa saja anda merasa bahwa perbedaan harga yang ada merupakan hal yang tidak terlalu penting jika dibandingkan dengan manfaat yang anda dapatkan.
Hal yang langsung terpikirkan adalah, menjumlahkan "nilai" yang telah kita buat terhadap masing faktor pertimbangan, dan melakukan pilihan dari total nilainya. Ini adalah sistim voting. Faktor penentu pilihan adalah desain, performa mesin, dan kestabilan. Calonnya adalah X, Y, Z. Ini sama dengan Kontes Kecantikan, Ujian Penerimaan Pegawai, Pemilu dsb.
Misalkan kita coba untuk memberikan nilai satu untuk untuk item yang kita anggap memuaskan (A). Dari total nilai yang ada maka Z (dengan total nilai 3) adalah yang terpilih.Akan tetapi, mari kita coba juga dengan memberikan nilai untuk item yang buruk (C). Maka kita akan mendapatkan total nilai yang sama pada Z dan Y. Hasilnya Z termasuk juga yang memiliki total nilai 3 yang tinggi.
Ketika kita menentukan standar evaluasi yang yang berlawanan, tapi hasil pilihannya adalah sama, maka cara pilihan tersebut adalah tidak rasional. Para peneliti teori pembuatan keputusan menghindari cara ini karena nyata-nyata tidak rasional. Penelitian untuk hal ini telah dilakukan pada abad ke 18 di Prancis (ketika secara sosial politik telah mencapai titik jenuh yang melahirkan Revolusi Prancis).
Maka diusulkanlah metoda yang memberikan nilai sesuai dengan tingkat prioritas (misalnya, 3, 2, 1) dari item evaluasi. Cara yang saat ini sering dipakai ini disebut formula Borda (Jean-Charles de Borda). Dengan metoda ini, kalau dilakukan perhitungan secara sistematik maka akan didapatkan masing-masing total nilai sebagai berikut, 11 untuk X, 10 untuk Y dan 12 untuk Z. Kali ini hasilnya terlihat seperti yang anda inginkan.
Akan tetapi, pada formula Borda ini ada ruang yang memungkinkan terjadinya kesengajaan untuk mengarahkan hasil pilihan. Pada abad ke 20, ada penemuan yang luar biasa pada dunia penelitian matematika ekonomi tentang proses penentuan kebijasanaan. Metoda penentuan kebijaksanaan yang rational dan sistematik ini mengatakan bahwa segala sesuatu pasti akan mengalami sesuatu paradok. Teori Godel (Kurt Godel) ini membuktikan "teori ke-tak lengkap-an" (incompleteness theorems). Teori ini menunjukkan "ke-tak-lengkapan" yang ada pada proses pengambilan keputusan yang bertujuan-banyak (multipurpose).

Dunia berubah dari garasi
Silicon Valley ada diantara San Fransisco dan San Jose. Di daerah ini dikenal sebagai tempat berkumpulnya high-tech. Di wilayah itu juga da banyak universitas terkemuka. Akan tetapi tidak banyak yang tahu bahwa tempat ini mulai dikembangkan oleh Stanford University pada 1891. Tanah yang luasnya 3300ha disediakan oleh seorang pebisinis komiditi railroad, untuk menjadi tempat belajar bagi generasi muda, yang akhirnya menjadi universitas.
Seperti juga di negara manapun, banyak universitas swasta yang dijadikan komiditi bisnis. Akan tetapi Standford memiliki keunikan karena didirikan dengan niat perhatian terhadap aplikasi sain.
Hewlett Packard adalah perusahaan high-tech yang lahir pada 1939 di Silicon Valley. Ketika itu Frederick Terman professor universitas Standford sering mengucapkan pada mahasiswa untuk tidak memasuki perusahaan besar. Karena itu dapat menjadi penghambat kreatifitas. Kemudian dua orang muridnya bernama Hewlett dan Packard memulai membuat oscillator di garasi kecil. Sampai saat ini semangat untuk tidak memasuki perusahaan besar terus berlanjut.
Perusahaan yang lahir dari garasi bukan Apple Computer saja. Dari sejak 40 tahun lalu garasi merupakan tempat anak-anak muda melakukan pelatihan dan penemuan. Jadi garasi bukan hanya tempat menyimpan mobil saja. Mungkin kita juga sering melihat garasi menjadi tempat menyimpan berbagai peralatan. Sungguh merupakan sesuatu tempat yang menyenangkan bagi anak muda.
Penciptaan internet yang merubah struktur sosial dari akar
Pendirian perusahaan high-tech di Silicon Valley mengalami perkembangan serius setelah PD II berakhir. Pada 1956 penerima Nobel William Shockley mendirikan laboratorium semikonduktor. Dia tampaknya kurang cakap dalam berhadapan orang lain, kemudian mendirikan Fairchaid Semiconductor, serta meninggalkan laboratorium.
Rangkaian sejarah perusahaan inti yang berdiri adalah Fairchild Semiconductor (1957), Intel (1968), Apple Computer (1977), Sunmicro (1982), Syscosystem (1984), Netscape (1994). Dari sini terlihat bagaimana semangat penerapan sain terus berlanjut.
Terlihat gemilangnya perkembangan di Silicon Valley, tapi bukan berarti semua telah memberikan kepuasan. Beberapa waktu kemudian Jepang berhasil menempati urutan pertama dunia untuk produksi semi-konduktor. Bahkan, pernah pemimpin NEC sampai bilang "sudah tidak ada lagi yang perlu kita pelajari dari Amerika". Pada akhir tahun 80-an, masa kejayaan Intel mulai terpuruk. Memang secara teknik maupun biaya, line produksi Jepang merupakan hal yang tak bisa dipungkiri ketangguhannya. Saat ini pun untuk manufaktur, Jepang masih yang terunggul.
Sejak itu, 10 tahun kemudian, perbedaan Amerika dan Jepang mulai terlihat dalam komputer dan komunikasi. Bagi Jepang, komputer dan telekomunikasi lebih mengarah pada alat untuk meningkatkan produktifitas pabrik. Sedangkan Amerika menanamkannya sebagai infrastruktur sosial, dan melahirkan internet.